Insecure VS Fav Person
Insecure, Satu kata yang sering sekali dipakai para wanita beberapa waktu belakangan ini. Mungkin kamu yang sedang baca ini pernah merasakan apa itu insecure. Yup aku pun pernah, dan Insecure terbesarku adalah background keluarga ku sendiri.
Kali ini mungkin kamu ngga akan nemuin solusi atau tips dari aku karna aku cuman mau cerita, Nulis adalah salah satu hal yang bisa buat aku lega, terutama cara ampuh untuk ngeluarin kesedihan. After nulis ini kupastikan aku much better dan lanjutin semuanya seperti biasanya.
Lulus Sekolah Menangan Atas ada senior yang bilang ke aku ‘Re, kayanya kamu bakal susah cari suami. Nggak semua orang tua bisa nerima kondisi keluarga kaya kamu’. DEG! Kalimat dari insial RM ini lumayan bikin down dan pastinya terkenang sampai saat ini. Hingga saat awal masuk kuliah aku menjauhi beberapa pergaulan karna aku merasa malu dengan diriku, merasa kurang cocok dan takut salah pergaulan. Akhirnya akupun fokus untuk menambah value diriku, agar aku memiliki nilai plus dan ngga ada lagi yang meragukanku walau tahu backgroundku.
Ditengah prosesku , tahun 2016 aku dekat dengan seseorang yang bisa memperlakukanku sangat baik, menjadi rumah keduaku. namun setelah tau mengenai keluarganya yang begitu harmonis serta lingkungannya aku memutuskan untuk mundur saat itu, bukan! Bukan karna aku tidak sayang, dia sudah memiliki tempat tersendiri di hati ku. Tapi aku masih merasa belum pantas untuk menjalin hubungan dengannya. Selain insecure karna background keluargaku saat itu, akupun masih memiliki permasalahan financial yang harus kuselesaikan demi meringankan beban keluarga. Jadi ku potong satu masalah yang ada di otakku. Aku berusaha untuk menambah value dengan investasi leher keatas, berusaha mandiri,mengasah skill kemampuan hingga mendapat beberapa pencapaianku dan berhasil meringankan beban keluarga (amat sangat bersyukur atas ini).
Awal tahun 2021 aku dan dia kembali berkomunikasi setelah 4tahun dengan kehidupan masing-masing,aku yang merasa sudah memiliki cukup value memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya, dia sangat mudah masuk dikehidupanku kembali karna dia masih memiliki tempat dan aku pun sulit untuk menerima orang baru. Dia masih sama seperti dulu, sangat baik, lembut, penyayang dan dewasa. Tapi setelah beberapa bulan menjalani hubungan dengannya aku masih merasa ada yang kurang dari pribadiku, aku selalu berfikir ‘masih adakah kurangku? Dia bahagia ngga ya sama aku ? Dia bangga ngga ya sama aku?’ Masih merasa belum pantas untuk melanjutkan hubungan serius dengannya. Akhirnya untuk kedua kalinya aku memutuskan untuk mundur kembali, akhir februari 2022 aku mundur karna tidak ingin memiliki hubungan toxic yang berasal dari diriku, takut aku akan menjadi beban untuknya karna semua hal toxic yang akan terjadi dan berujung dia yang meninggalkanku. Bukan berarti tidak ingin berusaha bersama tapi aku lebih memilih fokus kembali pada diriku dan memantaskan diri untuknya. Kini Aku bisa bodo amat dengan lingkunganku tapi tidak dengan orang yang ku sayang.
Aku berharap 2-3 tahun kita bisa dipertemukan kembali dalam versi terbaik kita. Jika tidak kembali berarti bukan dia orang nya, tak apa dia akan tetap menjadi fav person hingga Allah yang membalikkan rasa ini dan akupun ingin melihat dia bahagia dengan jalan yg dia pilih, aku akan selalu mendoakannya dari jauh. Hasbiallah (cukup bagiku Allah,apapun yang disisi allah jauh lebih baik, jadi harus ikhlas) dan apapun yang memang untuk ku maka akan kembali kepadaku entah bagaimana caranya.
Mungkin teman-teman ada yang merasakan hal yang sama denganku, merasa tidak memiliki value, tidak pantas untuk orang lain. Gapapa, itu hal wajar menurutku bahkan bisa jadi motivasi untuk kita berkembang. Dari buku atomic habit, kita boleh menjauh dari hal yang membuat kita merasa tidak pantas, akupun implementasikan hal ini dengan cara memute social media beberapa teman yang menurutku bisa membuatku semakin insecure.
Dari sini aku amat belajar ternyata memiliki luka semasa kecil akan sangat berdampak dikehidupan kita hingga dewasa. Berawal dari ditinggalkan oleh my first love papa, menjadikan aku seseorang yang amat sangat takut ditinggalkan. Selalu merasa kurang dengan value diriku yang membuatku berfikir bahwa seorang akan meninggalkan ku lagi. Hal ini membuatku egois dengan meninggalkan orang yang ku sayang karna fikiran burukku yang belum tentu terjadi, aku merasa tidak bisa membahagiakan mereka dan membuat ku selalu memprioritaskan org lain diatas kepentingan ku. Aku pun ngga mau anak aku merasakan hal sepertiku, jadi mengizinkan seseorang untuk masuk dalam hidupku menjadi ‘partner’ hidupku perlu banyak sekali perhitungan.
Apakah kamu punya rasa insecure terbesar dalam diri yang membuat kehidupanmu jungkir balik ? Gapapa yuk pelan pelan kita atasi insecure kita. Kita cari solusi terbaik untuk ini π€
Note : jejak digital emang ada dan untuk ‘partner’ ku nanti, semoga kamu bisa paham alasan aku tulis ini, paham kondisi gadis usia 24tahun ini dan semoga Allah membalikkan rasa ku sepenuhnya ke kamu.
π
BalasHapusSemua orang punya fav person di masa lalunya. Tapi ketika berkomitmen dengan orang yg sama sekali baru, hargai komitmen tersebut dan cintai orang baru itu sepenuh hati. Semoga (nanti) bisa.
BalasHapus