HIDUP TANPA PRIVILEGE / PUN MASA JAYA ORANG TUA
Hai.. how are you? I hope u can
enjoy ur life. Sepertinya tulisan kali ini akan berisi sedikit ‘keluhan’
tentang hidup hahaha. kalau tulisan sebelumnya aku sedang difase 'let it flow' dan ditulisan ini aku sedang difase terjenuh,amat sangat berbeda, tapi yaa begitulah manusia dengan berbagai perasaannya. Sebelum scroll kebawah, yuk baca tulisan ini sambil
dengerin lagu “RUNTUH” dari Febby Putri ft Fiersa Besari. Bukan maksut iklan, tapi
menurutkan sangat relate dengan tulisan ini, bahkan aku nulis ini diiringin
lagu tersebut kuputar berkali-kali, yang biasanya cuman pakai airpods salah
satu sisi, khusus untuk malam ini ku pakai kedua sisi, biar makin mendalami.
Siapa disini yang hidup dengan
privilege orang tua? atau pernah merasakan masa jaya orang tua? Jika kamu
diposisi itu “SELAMAT!!” banyak sekali orang yang ingin berada diposisi itu,
dan yaa termasuk aku. Buat kamu yang senasib dengan ku (hidup tanpa privilege
orang tua/nggak pernah ngerasain masa jaya orang tua) tos dulu yuk sini,
artinya kita harus bikin privilege sendiri untuk anak kita nanti.
Tulisan ini bukan untuk
menyalahkan orang tua ku, SAMA SEKALI TIDAK. Aku bersyukur bisa lahir dari Rahim
ibu yang hebat, yang sempat menjadi single parents untuk ketiga anaknya, yang
berjuang cari uang dari pagi sampai malam, hufttt rasanya memory perjuangan
mama buat ketiga anaknya masih lengket diotakku. Apalagi kata-kata “jangan
nakal disekolah ya, sekarang udah nggak ada papa kamu” waktu aku kelas 4 SD
sebelum berangkat sekolah. Bukannya jadi semangat, eh malah jalan ke sekolah nangis
sesenggukan apalagi keinget kejadian mama sama papa berantem hebat. Kalau mama baca tulisan ini “TERIMAKASIH MAMA
UDAH BERTAHAN DAN BERJUANG DEMI KETIGA ANAKMU INI”.
kenapa aku ngomongin privilege dan masa jaya orang tua? karna aku memang ngga pernah merasakan ada diposisi itu, mama papa ku orang biasa, wiraswasta yang usahanya naik turun bahkan pernah ditipu sampai rumah hampir disita karna hutang. bukan pula dari kalangan orang yang terpandang, namun alhamdulillah selalu dihargai oleh orang sekitar, more than enough sebenarnya.
“Mereka bilang syukuri lah saja,
padahal rela tak semudah kata” begitulah kata febby dan fiersa dalam lagunya
“runtuh” dan memang benar rasanya sangat relate dengan kehidupan ini. Aku
bersyukur dengan kehidupanku, tetapi dengan pekerjaan ku sekarang yang
mengaruskan untuk selalu engage dengan social media bikin aku selalu tau apa
yang diupdate oleh teman-teman onlineku. Banyak sekali dari mereka yang bisa
menikmati hasil kerja kerasnya sendiri, dan tak sedikit pula yang beruntung
bisa update tentang privilege orang tua mereka. Dan entah kenapa akhir-akhir
ini jadi suka membandi-bandingkan kehidupanku heheh (aku tau ini hal yang amat
sangat salah, mungkin aku sedang dalam fase jenuh).
Aku Suka berandai-andai coba aja
aku bisa 100% menikmati hasil kerja ku sendiri, pasti udah kebeli ini kebeli
itu, bukan berarti aku nggak ikhlas untuk kirim uang bulanan ke mama, papa dan
berusaha kuliahin adek, aku selalu berusaha mengubah sudut pandang dengan “Itu
memang rejeki mama, papa, adek yang dititipin ke aku”. Namanya juga manusia
suka berandai-andai. Untuk keluarga ku yang baca tulisan ini “tolong jangan
berfikiran gimana-gimana, aku nggak pernah mempermasalahkan apa yang
kukeluarkan untuk orang yang aku sayang”. Suka berandai juga "Coba aja aku punya privilege dari orang tua/setidaknya pernah merasakan masa jaya orang tua,pasti sudah aku manfaatkan untuk bangun berbagai bisnis yang ada di wishlist"
Rasanya aku bener-bener sedang difase
jenuh kehidupan, suka merasa hidup untuk orang lain (karna sifat nggak enakan
didalam diri), suka mendahulukan kepentingan orang lain. Tapi memang fase
jenuh ini kaya boomerang kehidupan yang bisa bikin aku nangis tiap malem, suka
kefikiran survive ku sampai detik ini. Kuliah sambil kerja, sampai rasanya
jarang sekali nongkrong, nggak bisa sebebas yang lain untuk pergi main. Setelah
sidang langsung ditarik kerja kantoran (Alhamdulillah) tapi malah bikin aku
ngerasa dikejar waktu, dan ngerasa hidup isinya cuman kerja-kerja-kerja, tanpa
ada istirahatnya. Aku tau banyak hal yang bisa disyukuri dari hidupku, tapi
seseorang difase jenuh pasti hanya mengingat hal-hal menyedihkan, dan merasa
paling sengsara sedunia hahhahaha.
Tujuan ku nulis topik ini cuman
mau keluarin unek-unek apa yang ada di hati, jujur aku bukan typikal orang yang
suka cerita ke orang lain (susah untuk percaya dengan orang lain dan belum
menemukan orang yang tepat untuk merespon segala ceritaku dengan baik heheh)
tapi entah kenapa aku lebih nyaman cerita dengan tulisan dan ntah siapa yang
akan baca, mungkin kata-kata “tidak mengetahui apa-apa akan lebih baik
dibandingkan tahu segalanya” relate dengan ku, lebih baik tidak tau siapa yang membaca
tulisanku dan bagaimana respon mereka dibandingkan tau siapa yang baca beserta
responnya. Aku juga titip pesan ke teman-teman yang difase jenuh, yuk coba
keluarin unek-unek dan lebih enjoy dengan hidup ini, kita sama-sama belajar
untuk menjaga Kesehatan mental.
Dan buat temen-temen yang ngerasa senasib sama aku, yuk sama-sama belajar mengubah sudut pandang kalau hidup tanpa privilege orang tua bisa bikin kita tahan banting dan mandiri.
semangat !! kamu nggak sendirian kok (kataku didepan kaca hehehe)
Saat ini aku sedang mencoba untuk
sedikit egois dengan cara perlahan mementingkan kehidupan pribadi ku dan
perlahan mewujudkan beberapa list yang ingin kulakukan selama aku hidup.
Mungkin cara ini bisa temen-temen coba untuk mengatasi fase jenuh.
Selamat mencoba!! Dan jangan lupa untuk selalu Bahagia, karna Kesehatan mental sangat penting di era sekarang.
Komentar
Posting Komentar